Sabtu, 29 Desember 2018

# Kuliner # lifestyle

MEMBURU SATE KLATHAK PAK PONG( Kuliner Unik Jogja)

Waduh, parkir dimana kita?" Celetukan Ayang bebeb resah melihat area parkiran yang penuh dengan mobil bahkan ada bis pula. Berkat panduan 'google map' kami berhasil menemukan lokasi yang bikin penasaran ini. Yup, di jalan Imogiri Timur no 10, Bantul, Jogja.

"Sudah pada lapar belum? Tanyaku pada pasukan kami yang berjumlah 6 orang.

"Sudaaah ... " bagai koor paduan suara dua bocah plus ayahnya menyahut kompak. Sementara kedua keponakan yang ikut hanya senyum-senyum malu. Pasti mereka merasakan hal yang sama.

Memang sudah waktunya makan siang sih. Akupun menyentuh perut bertanya dalam hati pada cacing-cacing penghuninya. Lumayan lafaaar maak ...

"Sudah pesan dulu belum bu?" Tanya Mas petugas parkir saat aku membuka kaca mobil dan memanggilnya.

"Belum mas, harus pesan ya?"
"Iya bu, kalau nunggu bisa sekitar 1,5 sampai 2 jam." Jelasnya sopan.

Wew ... satu setengah tahun yang lalu sempat gagal makan di Sate Klathak Pak Pong ini dengan rombongan besar, karena harus pesan dulu, sedangkan agenda di Jogja padat merayap. Kali ini kirain kalau kami cuma berenam nggak akan selama itu waktu tunggunya. Tet ... tot ... prediksi salah.

"Baiklah tak pesan dulu aja ya mas". Akupun turun dan bergegas ke bagian pemesanan.

Ternyata betul saudara-saudara. Melihat list antrian meja, walau kami menunggu disana, pasti satu setengah jam juga dapat gilirannya. Akhirnya aku memesan menu dan minuman untuk jam 5 sore. Oke ... kita cari makanan lain untuk makan siang trus jelong-jelong dulu.

Jarum arloji di tangan kiriku menunjukkan angka setengah 6 saat kami puas bermain dan berselfie ria. Si sulungpun sudah megangin perutnya. Its time for the satay ... 

Penuh semangat kami menuju ke warung sate Klathak Pak Pong lagi. Alhamdulillah dapat parkiran. Setelah sempat lama nyari meja yang kosong, rezeki menghampiri. Lesehan yang dekat mushalla baru ditinggalkan penghuninya. Segera amankaaan !

Kesan kedua masuk ke warung ini (yang pertama pas gagal dulu, sudah duduk padahal lho) rasanya padat, agak sumpek, karena penuh pelanggan. Bahkan area di seberang warung yang diperluas jadi tempat lesehan, sudah full laoded. Beruntung di arah barat ini terasa lega. Sepertinya efek adanya beberapa wastafel dengan warna putih polos, juga mushalla berdinding putih dengan lampu benderang.

Meskipun sudah memesan sejak siang hari, kami masih menunggu lagi. Wajarlah, pesanan untuk jam 5, tapi kami baru tiba di TKP jam 6. Untungnya minuman cepat datang, bisa srupat sruput dulu deh. Sembari menunggu hidangan tiba, kami shalat bergantian.

Wow.. ini bagian yang saya suka. Mushalla yang lapang dan bersih. Juga cantik dengan bungà-bunga perdu hijau berhias batu-batu putih di pinggirannya. Bergaya terbuka langsung kearah resto, Mushalla ini bahkan ada kursi tunggunya. Juga toilet yang bersih. Cucok lah sebagai tempat  killing time saat menenangkan perut keroncongan. Bermunajat pada yang Kuasa agar yang dimakan nanti menjadi berkah. Sweet kan?

Selesai shalat, Alhamdulillah di meja sudah tersaji yang ditunggu-tunggu sejak siang hari, eh bahkan sejak satu setengah tahun yang lalu. Dan terlihat pasukan yang kelaparan sudah "start" duluan.

Ehm ... memang menggugah selera penampakan sate ini. Daging kambing muda bersemu merah jambu yang hanya dibumbui garam, menyebabkan rasa originalnya menguar. Dan ini khasnya, tusuk satenya tidak memakai stik bambu, tapi memanfaatkan jeruji jari-jari roda sepeda. Iya ... jeruji sepeda. Pantaslah matangnya merata hingga ke tengah daging, karena logam adalah penghantar panas yang baik. Dan nama Klathak itu ternyata berasal dari suara seperti "klathak ... klathak" ketika sate dibakar.

Satu porsi Sate Klathak Pak Pong hanya terdiri dari 2 tusuk saja. Tapi jangan salah, ukuran tiap potong dagingnya jumbo. Dengan 8 potong tiap tusuknya, jadilah serasa makan 5 tusuk. Kenyang.

Rasanya? Guriiih ... kenyal -kenyal lembut. Tambah maknyus saat disiram saos kecap dengan irisan bawang merah dan cabai. Khas sate kambing. Kita sampai minta tambah saos kecap ini 2 piring kecil lagi, saking mantapnya.

Oya, bagi sahabat penyuka tengkleng patut dicoba juga lho. "Recomended." Kamipun begitu. Satu porsi saja sudah cukup buat rame-rame. Sepiring penuh isinya.

Terbayar sudah rasa penasaran yang terpendam di hati, melewati puluhan purnama demi menikmati uniknya kuliner ini. Hasilnya? Memuaskan. Alhamdulillah.

Dan ada satu hal penting yang kupelajari dari kuliner khas Bantul ini. Apaan sih? kira-kira begini :
"Sesuatu yang sederhana tetapi unik itu sesungguhnya mempesona."
Seperti Sate Klathak Pak Pong. Sederhana bumbunya, tampilannya, tempatnya, juga harganya. Unik karena tusuk satenya ramah lingkungan 8. Dan itulah yang membuat daya tariknya makin kuat.
**********

Kesimpulan :
Kalau ingin menikmati Sate Klathak Pak Pong, kita perlu pakai strategi :
1. Pesan dulu menu yang diinginkan sekitar 2 jam sebelum waktu rencana makan kita. Karena tambahan menu secara mendadak bisa menyebabkan menunggu kembali.
2. Isi waktu saat menunggu dengan menikmati destinasi wisata yang tidak terlalu jauh dengan lokasi Sate Klathak. Karena terutama di hari libur, Jogja macetnya cukup lumayan.
3. saat menunggi pesanan datang siapkan kegiatan untuk  killing time seperti ibadah dulu, ngobrol, atau ngupi-ngupi.
4. Jangan lupa bersyukur karena sudah berhasil menikmati sate legendaris tersebut diantara sekian orang yang gagal. 😄

Berikut harga menu yang kami beli :
Sate Klathak : 24K
Tengkleng : 29K
Nasi putih : 5K
Teh/jeruk panas/dingin : 5K
Minum tawar : 3K

20 komentar:

  1. Hmm, bayangin nasi panas dengan sate klathak dan teh manis hangat kayanya enak banget apalagi suasana Jogjanya, yang mantuuuul...

    BalasHapus
  2. Waduh aku suka kambing muda. Kalo di Bandung, jarang kambing sih, tapi lebih favorit domba.
    Tengkleng, aku pun suka...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga suka daun muda mb... maksudnya daun sayur-sayuran 😄

      Hapus
  3. Harga standar..lebih murah dibandingkan di Jakarta. Tapi kalau pakai nunggu bisa sabar enggak ya saya hahah
    Kalau lihat penampakannya yang mantap rasanya, sabar aja deh enggak apa-apa nunggu sate klathaknya

    BalasHapus
  4. Sate Klatak emang hits banget buat pendatang. Aku sendiri sudah lama mendengarnya, tapi hasrat mencoba selalu kalah dengan kurang sabar, wkwkwkwk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi.. kalau gt lebih baik pesan dulu trus ditinggal main 😘

      Hapus
  5. Saya pernah coba menu yang sama tapi di Solo. Harganya 25 ribu. Karena saya bukan penggemar daging kambing, waktu itu saya cuma nyicipin satu gigitan.

    BalasHapus
  6. Saya suka daging kambing kalai masaknya g bau. Nah ini termasuk yg bau perengusnya g berasa mb. Jd aku syukaa 😄

    BalasHapus
  7. Malam-malam baca ini, kok rasanya ngiler ya. Untung fotonya nggak terlalu besar size nya jadi bisa ngerem dikit.

    BalasHapus
  8. Ngeces banget. Semoga bisa mampir pas jalan2 ke Jogja. Thanks info dan sharingnya mba 😊

    BalasHapus
  9. Waw kayaknya sate khlatak pak pong itu bener-bener enak ya sampai makan di sana banyak orang dan harus pakai strategi waw-waw. Ah semoga sate khalatak pak pong itu buka area tambahan lagi ya. Jadi penasaran ama rasanya tapi jauh hahahah

    BalasHapus
  10. Wow, apa ini resto yang pernah dibuat syuting AADC dulu, ya?

    BalasHapus
  11. Seru banget ya mbak, makan sate rame rame, kayaknya enak ya satenya sampe pembelinya membludak

    BalasHapus
  12. Wow kuliner wajib tiap ke jogja nih hehe enyak. Tapi sekarang dibandung juga ada jadi ga usah jauh2 ke jogja

    BalasHapus
  13. Wooow...ukuran satenya mantab, tp klo untuk anakku pasti masih kurang....kapan ya bisa nyivip.kesana?

    BalasHapus
  14. Wah bisa buat rekomendasi nih kalau ke yogya besok. Penasaran sama pemandangan disana seperti apa😆 ga ada foto lokasi ya bunda?

    BalasHapus
  15. Baca ini bikin ngiler loh Mbak. Tapi aku lebih suka sate padang ketimbang sate ayam atau kambing biasa sii 😁

    BalasHapus
  16. Mbak khusnuuul, aku kan tidak punya IG, aku berkunjungnya disini saja yaa , hehe

    Ini liputannya yummy bangett. Rasanya hmmmm... bisa ikut membaui Sate klataknya pak Pong. Cuma saya bukan penggemar berat sate nih, spertinya pengen coba yang tengkleng saja. Saya suka yang agak ada kuah-kuahnya gitu.

    BalasHapus

Follow Us @soratemplates